Teman SMA ku pernah bertanya “Rid
kamu mau kuliah dimana?”
“hmmm, yang jelas bukan di Solo”
jawabku.
Tapi ternyata takdir berkata
lain, dan justru sekarang aku jadi orang paling bersyukur karena bisa kuliah di
Solo. Aku bangga pada diriku sendiri, kalau aku tidak di Solo, lantas siapa
yang akan mengurus semua ini?
Sepeninggal mama tahun 2014 dan
papa tahun 2017. Semua hal terkait mama dan papa, mulai dari penutupan rekening
bank milik mama dan papa, pemindahbukuan, deposit, pembuatan surat keterangan
ahli waris, urusan kantor papa, gaji papa, pensiunan papa, bpjs, pembaharuan
kk, perpajakan, rumah, tanah, hingga akta kematian. Siapa lagi yang akan
mengurus kalau bukan anaknya.
Awalnya aku urus bertahap sedikit
demi sedikit bersama mbakku yang waktu itu masih Solo, menghabiskan jatah
cutinya untuk ikut mengurus semua ini. Tapi mbakku harus kembali ke Bekasi
karena pekerjaan. Ya mau tidak mau harus aku yang melanjutkan untuk mengurus
ini semua agar cepat selesai.
Sungguh memang sangat tidak
mudah. Banyak menyita waktu, tenaga, pikiran dan hati. Bolak balik ke Kantor Kelurahan,
Kantor Kecamatan, hingga Kantor Kabupaten yang letaknya sangat jauh. Tidak
hanya itu tentunya, jangan lupakan juga aku terlalu sering ke Bank, kantor papa
di Kabupaten, Taspen, Kantor BPJS, dan KUA (?) untuk meminta legalisir surat
nikah papa mama.
Dan yang lebih menariknya lagi
adalah aku tidak hanya mengurus di 1 tempat, tapi 2 tempat! Sukoharjo dan
Surakarta (Solo). Itu semua dikarenakan perbedaan domisiliku dan domisili ortu.
Papa mama berdomisili di Sukoharjo, sedangkan aku awalnya juga di Sukoharjo
tapi waktu mau pendaftaran SMA, aku pindah domisili ikut nenek di Solo. Karena waktu
itu aku ingin mendaftar di SMA Solo, dan waktu itu sistem nya diutamakan yang
putra daerah Solo. Yasudah karena papa tau aku ingin sekali SMA di Solo, jadi
papa menguruskan perpindahan KK ku ikut nenek. Bisa dibayangkan aku mendatangi
satu persatu, mulai dari Kantor Kelurahan sampai Kantor Kabupaten di Sukoharjo,
lalu aku harus melakukan hal yang sama di Solo. Ya Allah capek banget, rasanya ingin
nangis.
Semua ini tidak akan berjalan
lancar dan mudah jika tanpa pertolongan Allah tentunya. Aku selalu mengingat kebaikan
dari orang lain terutama di saat sedang sulit seperti ini, salah satunya yaitu
customer service (CS) salah satu bank yang jadi tempat aku mengurus semuanya. Namanya
mbak Indira. Gila woy tidak ngerti lagi aku…! Cuma mau nutup rekening mama sama
pemindahbukuan aja ternyata ngurusnya ribetnya “naudzubullah min dzalik”, jujur
lebih ribet daripada skripsi ku sumpah! Butuh waktu sekitar 3 bulan sampai
semua benar-benar clear. Berkas-berkas
persyaratannya banyak banget, semua harus rangkap 10. Tidak terima cuma difotokopi
aja, tapi semua juga harus dilegalisir. Salah satu CS yang sudah sabar banget
jelasin satu persatu, ikut misah-misah in berkas-berkas aku, yang ini harus
diurus kemana, dikirim kemana, sampai juga mau buat nelpon aku ngasih tau kalau
ada berkas yang kurang, padahal saat itu beliau lagi hamil besar, ya mbak
Indira ini. MasyaAllah, semoga Allah selalu memberikan kemudahan dalam hidupnya.
Dan sekarang aku tidak tau mbak nya ada dimana, sudah dipindahtugaskan
sepertinya, tidak di bank itu lagi. Tapi aku berani jamin, kalaupun mbak Indira
lupa namaku siapa, pasti mbaknya ingat sama muka ku yang dulu sudah sering merepotkannya,
huhu…
Selain itu juga ada kejadian yang
menjengkelkan, mengajarkanku buat lebih bersabar. Seperti saat aku ke kantor
papa di Kabupaten untuk mengurus urusan administrasi kantor papa. Kan memang
aku tidak tahu apa-apa, baru pertama kali kesana juga, bukannya dijelaskan
dengan baik-baik tapi ibu ini terlihat tidak senang serta menjelaskan dengan
nada tinggi. Yasudah tidak apa-apa, mungkin saja permasalahan hidupnya lebih
berat dari aku. Kita doakan saja.
Di sela-sela jadwal kuliah yang
padat, KKN, mengurus skripsi, dan koas. Setiap ada waktu luang pasti aku sempatkan
untuk melanjutkan mengurus berkas lagi. Ada rasa iri juga sebenarnya tiap lihat
teman-teman yang pada bisa aktif di organisasi, ikut berbagai kepanitiaan. Jujur
sebenarnya aku juga suka ikut organisasi, toh dari SMA aku ikut OSIS sama PMR,
sering ikut kepanitiaan yang seru abizzzz. Tapi mungkin ini jalanku, sudah
harus bisa memilih mana yang jadi prioritas.
Masih teringat sama teman aku
yang menawarkanku untuk jadi koordinator seksi bidang di sebuah acara yang
cukup besar. Tidak hanya di satu acara saja, tapi ada 3 acara kepanitaan besar.
Makasih ya sudah mau meminta dan percaya sama aku. Tapi jawabanku akan selalu
sama, maaf aku tidak bisa. Bukannya aku tidak mau tapi memang tidak bisa, aku
mau banget buat bantu tapi mungkin bukan jadi koordinator, karena ya aku memang
ada prioritas lain yang sudah aku ceritakan di awal.
Pada akhirnya manusia hanya bisa
berencana, tapi Tuhan lah yang memutuskan. Yang baik bagimu, belum tentu baik
bagi-Nya. Dari ini semua aku belajar banyak, mempelajari sesuatu yang tidak
akan aku dapatkan di sekolah. Terimakasih Allah, semoga aku dan keluargaku
selalu dalam lindungan-Mu.
No comments:
Post a Comment