Jadi ceritanya waktu itu saya sedang ingin bercerita, tapi
tidak tahu mau cerita ke siapa. Jadilah saya mengirim cerita ke salah satu
official account LINE favoritnya anak kedokteran, yang notabene OA LINE
tersebut memang sudah biasa memposting cerita-cerita kiriman dari anak-anak
rumpun ilmu kesehatan. Tapi entah kenapa saya ragu jika cerita saya harus
diposting oleh sang admin, karena saya tidak ingin identitas saya diketahui
oleh teman-teman nanti, karena sepertinya cerita saya sudah cukup familiar bagi
sahabat terdekat saya. Yasudahlah jadinya saya tetap kirim cerita itu dengan
tujuan hanya dibaca oleh sang admin saja, barangkali adminnya termotivasi…hehe.
Ternyata sang admin membalas chat saya, mengatakan bahwa cerita saya bagus dan
menyanyangkan cerita saya tidak diperbolehkan untuk dipost di timeline OA nya. Dari
situ saya berpikir untuk mungkin bisa sharing sedikit cerita saya di blog ini, yang
saya yakin blog saya ini sangat sepi dan jarang terjamah orang wkwk. Ya beruntunglah
kalian orang-orang yang membuka blog ini dan bisa membaca cerita saya, semoga
dapat termotivasi, aamiin :)
_________________________________________________________________________________ | |
Min mau cerita tapi jangan di post ya min, pengen cerita aja. Maaf kalau panjang.
Masuk kedokteran itu ternyata berat ya min, butuh semangat
lebih. Terutama dari orang tersayang. Jadi min, aku anak fk smt 5 di salah satu
kota di jawa. Aku memang bukan anak rantau sih, tapi hidupku serasa anak
rantau.
Semua berawal saat kelas 2 SMA min. Ayah jatuh sakit stroke,
ibu yang merawat. Aku dan kakak sibuk sekolah. Setahun kemudian tiba-tiba ibu
sakit. Waktu itu rasanya seperti 2 tahun hidup di rumah sakit. Sampai dokter
belum kasih diagnosis pasti, ibu sudah meninggal dunia. Dokter bilang ibu kena
ca.ovarium tapi belum sempat di biopsi. Aku syok banget min, dan itu beberapa
hari setelah ultah ku ke-17 dan saat aku lagi sibuk buat persiapan UN SMA. Banyak orang yang mengira kalau yang meninggal itu ayahku, karena yang sakit duluan kan ayahku. Aku
sayang banget min sama ibuku. Berkali-kali lipat jauh lebih sayang ibu daripada
ayah. Banyak mimpi dan rencana yang aku buat untuk bahagiain ibu, karena selama
ini ibu selalu menderita. Tapi semua itu tiba-tiba pupus. Rasanya hancur banget
min aku waktu itu.
Dan sekarang ayah tinggal sama kakakku yg udah menikah di
luar kota, ya 500an km dari kotaku. Aku ngekos deket kampus. Dan rumahku yg
penuh kenangan jadi rumah kosong. Aku belum sempat kasih tau ibu kalo aku
keterima di kedokteran. Setelah kuliah aku jadi nyesel banget min, harusnya aku
tau tanda-tanda nya kalo ibu lagi sakit. Ibu sering ngeluh sakit perut dan
menorrhagi, tapi ibu mengabaikannya. Sumpah min aku jadi sering nyalahin diri
sendiri. Butuh waktu bertahun-tahun buat ikhlas kalo ibu udah ga ada, dan aku
udah janji gak boleh nangis lagi. Mmm... Tapi min, aku nulis ini air mata
keluar sendiri :"
Jujur min, aku butuh semangat. Tapi sepertinya aku yang
lebih sering kasih semangat ke ayah buat sembuh. Semua ada hikmahnya, aku jadi
mandiri banget, semua hal belum pernah kulakukan, aku lakukan sendiri. Mengurus
ini itu, kantor ayah, perbankan, perpajakan, notaris, dll. Dan aku juga jadi
sayang banget sama kakakku, kita sama-sama berjuang untuk menghadapi takdir
Allah. Cuma Allah satu-satunya penyemangat terbesarku.
Aku seneng min, kalo liat temen cerita tentang keluarganya
atau posting foto makan bareng ortunya, bersyukurlah kalian masih punya mereka
yang selalu dengerin keluh kesah kalian kuliah di kedokteran, jaga dan temani
mereka hingga tua nanti.
Udah min gitu aja, sebenernya itu baru secuil kisah hidupku,
masih banyak lagi tentang keluargaku yg complicated. Tapi gak usah diceritain
deh hehe...
No comments:
Post a Comment