Thursday, March 30, 2017

Pendidikan Dokter



Jalan Panjang Demi Menjadi Dokter di Indonesia

Menjadi seorang dokter merupakan cita-cita kebanyakan dari kita saat kecil. Setiap kita ditanya ingin menjadi apa saat besar nanti, pasti sebagian besar ingin menjadi dokter, entah apa yang terbersit dibenak kita saat itu. Alasan klasik mungkin ingin bisa membantu orang sakit yang membutuhkan, ingin mengabdi pada masyarakat atau bahkan karena berpikir gaji dokter yang tinggi.

Nah, bagi kalian  yang masih duduk di bangku SMA yang sebentar lagi akan mengikuti seleksi masuk Perguruan Tinggi adakah yang berniat untuk melanjutkan studi Kedokteran? Pastinya banyak bukan? Apakah sudah 100% yakin dengan pilihan kalian? Dan sudah seberapa jauh kamu mengenal jurusan yang kalian pilih nantinya?

Oke, disini saya akan  menjelaskan sedikit tentang sistem  pendidikan kedokteran dari awal hingga lulus menjadi dokter nantinya.

TAHAP PERTAMA

Sering kita sebut dengan istilah “pre klinik”. Karena selama 3,5 tahun di kampus dan puskesmas untuk kuliah lapangan kita belajar semua teori dan praktek yang belum berhubungan langsung dengan pasien. Di tahap ini kita belajar tentang ilmu kedokteran dasar, ilmu tentang penyakit dan keterampilan medis yang harus dikuasai oleh seorang dokter.

Dalam kedokteran menggunakan pembelajaran dengan sistem blok. Dalam tiap semester ada 4 blok dengan total 27 blok hingga lulus S1. Dan selama kuliah kita akan dibagi menajdi kelompok-kelompok kecil sekitar 10 mahasiswa.

 Sistem pembelajaran di tahap ini ada beberapa macam, antara lain:

1. Kuliah Pakar

Pada kuliah pakar seperti perkuliahan pada umumnya, kita dijelaskan oleh dosen tentang materi-materi yang sedang kita pelajari dalam blok tersebut.

2. Diskusi Tutorial

Disini kita diajak untuk belajar berfikir kritis dan berani bicara di depan umum mengemukakan pendapat kita tentang suatu kasus yang dipaparkan oleh seorang tutor, pada tutorial kita berdiskusi dengan kelompok kecil kita yang berjumlah 10 orang tadi.

3. Skill Lab

Skill Lab merupakan laboratorium keterampilan klinis yang akan mengajari kita tentang berbagai keterampilan yang harus dikuasai oleh dokter, disini kita juga akan bergabung dengan kelompok kecil yang sama dan diampu oleh satu orang tutor. Keterampilan yang dipelajari antara lain : anamnesis, pemeriksaan fisik, pemasangan infus, injeksi, hecting dll.

4. Praktikum

Pada kegiatan praktikum kita akan mempelajari dan mempraktekkan langsung ilmu yang belum di dapat pada saat kuliah maupun diskusi tutorial, seperti mempelajari organ tubuh manusia saat praktikum anatomi, mempelajari virus dan bakteri saat praktikum mikrobiologi dan masih banyak lainnya.

5. Field Lab

Kegiatan ini mungkin tidak terdapat di semua fakultas kedokteran, pada field lab kita akan terjun langsung ke Puskesmas, bukan untuk mengobati pasien, tapi mempelajari ilmu kedokteran yang tidak dapat diajarkan dikampus, yaitu masalah pencegahan dan promosi kesehatan langsung pada masyarakat. Kita akan belajar melakukan penyuluhan pada lansia, wanita usia subur, ibu hamil, melakukan surveilen penyakit dan lainnya.

Setelah menyelesaikan semua mata kuliah dan skripsi pada tahap sarjana selama paling singkat 3,5 tahun, kita akan dinyatakan lulus dan wisuda dengan gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked). Dan selanjutnya kita akan mulai fase yang disebut  Profesi/ Klinik/ Dokter Muda /Koas.

TAHAP KEDUA

Fase selanjutnya dalam menempuh gelar dokter adalah Koas/ Dokter Muda. Disini kita bukan lagi sebagai mahasiswa yang hampir tiap hari kuliah dikampus, kita akan secara penuh belajar di Rumah Sakit Pendidikan/ RS Jejaring yang bekerjasama dengan kampus kita.

Selama koas kita akan belajar langsung dengan pasien, kita akan belajar untuk menagani pasien di IGD, Poliklinik maupun bangsal perawatan. Kita akan bertanggungjawab terhadap pasien yang kita rawat dengan supervisi dari dokter spesialis maupun dokter residen (mahasiswa calon dokter spesialis). Selama koas kita diwajibkan untuk jaga malam IGD maupun bangsal bergantian dengan teman satu stase.

Untuk  Koas sendiri kita nantinya akan dibagi dengan kelompok kecil yang beranggotakan 5-6 orang Koas, dan selama koas kita akan melewati sekitar 15-18 stase yang berbeda (jumlah stase berbeda tiap kampus). Stase yang akan kita tempuh antara lain Ilmu Penyakit Dalam, Bedah, Kebidanan dan Penyakit Kandungan, Anak, Mata, THT, Kulit,  Saraf, Jiwa, Radiologi, Forensik dan beberapa stase lainnya. Masing-masing stase berbeda-beda jumlah minggunya, seperti stase penyakit dalam & bedah kita tempuh dalam waktu 8 minggu, sedangkan mata dan THT 4 minggu. Dan tiap stase akan ada ujian kelulusan yang berbeda-beda. Dengan total hingga selesai menempuh koas sekitar 80-90 minggu, atau sekitar 1,5-2 tahun ditambah dengan waktu libur kita.

Setelah kita menyelesaikan koas kita tak serta merta langsung mendapatkan gelar dokter, kita harus menempuh Ujian Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD) atau bisa disebut ujian nasionalnya anak kedokteran, kita diwajibkan untuk mengerjakan soal Computer Based Test sebanyak 200 soal dalam waktu kurang lebih 200 menit dan ujian OSCE (Objective Structural Clinical Examination) yaitu ujian langsung terhadap pasien simulasi yang akan dinilai oleh penguji secara langsung.

Setelah menunggu pengumuman hasil ujian sekitar 1 bulan, apabila  dinyatakan lulus kita akan menjalani prosesi sumpah dokter dan akan diberikan ijazah dokter sebagai tanda kita telah lulus, apabila kita belum lulus ujian kita akan mengulang lagi ujian 3 bulan selanjutnya sampai dinyatakan telah lulus.

TAHAP KETIGA

Dan setelah kita disumpah menjadi dokter apakah kita bisa langsung praktek? Tidak! Kita harus menjalani Tahap Ketiga dari proses menjadi dokter yaitu Internship.

Internship bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dan keterampilan dokter-dokter yang baru dinyatakan lulus, pada internship kita akan ditempatkan di Rumah Sakit dan Puskesmas di seluruh Indonesia yang ditunjuk, kita bisa memilih dimana tempat kita akan internship tapi dengan sistem rebutan/ siapa cepat dia dapat melalui online website internship. Saat internship kita akan ditempatkan di Rumah Sakit selama 8 bulan dan 4 bulan di Puskesmas. Selama satu tahun internship kita tidak boleh melakukan praktek mandiri dimanapun selain di Rumah Sakit dan Puskesmas tempat kita internship. Dan selama internship kita akan diberikan bantuan biaya hidup sekitar Rp. 3.150.000,00 / bulan untuk pulau Jawa. Sedangkan luar Jawa beberapa daerah  ada yang lebih tinggi. Setelah menyelesaikan internship barulah kita mendapatkan Surat Tanda Registrasi Dokter yang dapat kita gunakan untuk praktek mandiri.

Mungkin itulah sedikit gambaran tentang dunia kedokteran, dengan waktu yang ditempuh sekitar 7-8 tahun hingga kita dapat praktek secara mandiri. Bagi kalian yang tertarik untuk menjadi dokter, persiapkan diri kalian dari sekarang, dan pastikan bahwa niat kalian untuk menjadi dokter adalah untuk membantu & mengabdi pada masyarakat sekitar kita.

(Artikel ini ditulis berdasarkan pengalaman penulis selama menjalani proses pendidikan kedokteran di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Sekarang penulis menjalani program internship di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah)

#sah

Source : idntimesdotcom/agungwahyuhidayat

Tuesday, March 28, 2017

Hanif Sjahbandi part. 2

Semenjak saya masuk SMA, lambat laun ‘kehebohan’ saya tentang hanif sjahbandi mulai menghilang. Saya mulai terbuai dengan sibuknya kegiatan masa SMA. Hanif pun juga mulai susah untuk diikuti perkembangan kegiatannya, fbnya sudah tidak aktif. Karena saya ingin selalu tau gimana kabar hanif sekarang, saya coba cari fb ayah ibunya, dan ketemu…. langsung saja saya add. Ayahnya bernama Rony Sjahbandi dan ibunya bernama Tia Aryasa. Ternyata ayah ibu hanif pengguna fb yang cukup aktif, selalu memposting kegiatan mereka terutama kegiatan anak-anaknya. Seneng banget dong ya, akhirnya bisa tau gimana kabarnya hanif dan selalu pantau kegiatannya, hehe. Dari situ saya juga tau, hanif itu 3 bersaudara yang jaraknya antar kakak-beradik tidak terlalu jauh, dia yang paling tua. Adik pertama namanya Hisyam Sjahbandi (icam) dan kedua Haykal Sjahbandi (ekal), sepertinya mereka punya nama tengah tapi saya ga tau hiks, maafkan. Saya seneng tiap liat foto keluarga mereka, sepertinya mereka keluarga yang bahagia. Kedua orang tuanya selalu ada untuk anak-anak mereka, dan mereka saling mendukung satu sama lain. Saya kurang tau pasti apa pekerjaan om Rony dan tante Tia. Dari sinopsis buku hanif di internet. Di situ disebutkan kalau om Rony sebelumnya adalah seorang pengusaha, lalu karena suatu sebab, beliau mulai mendirikan sekolah sepak bola yang diberi nama Two Touch Football Academy, kemudian dikelola bersama tante Tia. Oya hanif kalo di rumah panggilannya Aa’ anip (keturunan orang sunda dari mamanya) terus panggilan buat ortunya itu ayah dan mama. Saya juga add fb nya icam dan ekal, tapi juga jarang aktif. Sepertinya icam dan ekal juga jadi ikutan terkenal gara-gara kakanya, haha. Mereka 3 bersaudara yang lucu, akrab, kocak, pinter main bola, dan ternyata pinter main musik juga.

Zaman hitsnya twitter, hanif juga punya akun twitter dan Alhamdulillah dia beralih aktif di twitter. Dari situ saya tau, hanif sering keluar negeri buat menimba ilmu dan turnamen sepak bola. Tapi saya tidak tau pasti, hanif kemana aja, dan klub apa yang sedang dia ikuti. Saya juga sering banget mention hanif, tapi gak pernah dibales, wkwk. Maklum lah mungkin selain dia sibuk, dia juga gak mau pilih-pilih siapa aja yang mau dibales, takutnya mungkin nanti menimbulkan kesenjangan antarfans hanif (mungkin lho ya mungkin, hehe). Hanif itu orangnya baik, dia sosok pekerja keras, cerdas, percaya diri, dan memiliki prinsip yang kuat (deskripsi saya berdasarkan pantauan dunia maya :D). Dia juga murah senyum (terlihat dari beberapa foto baik candid atau enggak), selalu mau buat diajak foto sama fans, dan yang lebih buat saya kagum… dia adalah sosok yang agamis. Selalu menempatkan Allah di hidupnya, apapun yang sedang dia kerjakan, selalu pasrah setelah berusaha maksimal dan meminta pertolongan Allah. Tentunya hal ini berkat orang tua hanif yang ikut andil besar dalam membentuk karakter anak-anaknya, menjadi seorang bintang dengan akhlak yang baik nantinya. Tiga bersaudara (the sjahbandi’s) disekolahkan di SD Islam Al-Azhar Kemang Pratama, sebelumnya hanif sekolah di TK Al-Marjan. Icam dan ekal melanjutkan di Al-Azhar hingga SMP. Hanif SMP di International Islamic Secondary School Indonesia. Saat SMA, mereka mulai berpencar. Icam di SMA Labschool UPI, Ekal mulai jadi santri di SMA Eco Pesantren Daarut Tauhiid yang baru aja masuk tahun 2016. Lalu hanif? Saya sedih karena tidak mendapatkan info dimana hanif melanjutkan SMAnya. Apakah masih lanjut di IISS, apakah home schooling, apakah ada sisipan ‘sekolah formal’ di klub sepak bola yang dia ikuti sekarang, saya tidak tahu. Yang jelas semua yang hanif lakukan, pasti pilihan terbaik untuk masa depannya. Oya semua info yang saya dapatkan itu, murni saya cari sendiri di berbagai sosmed keluarga Sjahbandi, mohon maaf jika ada kesalahan.

Tahun 2014, saya mulai masuk kuliah. Dan saya merasa dikhianati, karena ternyata masa kuliah itu tidak seindah di ftv, yang isinya main-main, pacaran, dll. Saya merasa dibohongi ftv *cry*. Percayalah masa sekolah jauh lebih menyenangkan daripada masa kuliah. Saat masa sekolah kita punya waktu istirahat yang sangat banyak, jangan berharap itu ada di kuliah. Apalagi saya ambil jurusan kedokteran, yang kalau saya ceritakan bisa menghabiskan waktu 40 hari 40 malam, padahal saya ‘baru’ semester 6 (perjalanan masih panjang rid). Btw ini kenapa malah cerita tentang kuliah dah? Back to the topic rid. Oya, lanjut tentang hanif. Harusnya saya mengambil sifat hanif, yang dari kecil sudah berkecimpung di dunia bola hingga sekarang tetap istiqomah. Saya yang baru aja masuk kedokteran udah banyak ngeluhnya, kalo inget hanif harusnya saya tetap istiqomah dengan pilihan yang sudah saya ambil (aaminn ya Allah). Dan di tahun 2014, saya juga mulai main instagram, yang sampai sekarang ini era instagram sedang hits-hitsnya. Keluarga Sjahbandi, sepertinya memang keluarga yang upgrade dan up to date. Semua punya fb, lalu semuanya punya twitter, lanjut semuanya punya instagram yang pastinya saya follow mereka. Tapi lagi-lagi hanif juga jarang update dan adik-adiknya juga jarang aktif. Yang tetep istiqomah main sosmed ya orangtuanya, haha mantap lah, gahoel abiz.

Saya kagum dengan perubahan hanif, icam, ekal yang dulunya masih kecil imut-imut, sekarang mereka tumbuh sangat cepat. Ekal yang dulunya paling pendek, sekarang tinggi banget hampir menyamai hanif (hanif tingginya 180 cm btw, gilaa…) dan icam jadi yang paling pendek (tapi yang paling pendek tetep mamanya sih, hehe just kidding tante Tia) juga jadi paling chubby, haha. Dulu kalau menurut saya yang paling ganteng diantara mereka bertiga itu hanif, tapi kok sekarang dilihat-lihat icam jadi yang paling ganteng ya, wadaw. Hanif dan ekal mempunyai kulit hitam sawo matang, tapi kalo icam kulitnya bisa dibilang lebih putih dari mereka. Ada sedikit cerita dari icam yang cukup menyedot perhatian saya. Saya tau dari instagram, bukan cerita dari icam juga sih, tapi berdasarkan analisis saya. Jadi kalau kamu liat ig icam, nanti ada fotonya icam berdua sama cewek berjilbab putih temen smp nya. Yang katanya itu pacarnya icam, namanya lala. Tapi lain waktu icam post foto mereka berdua lagi yang ada lilin sama bunganya, hari dimana ultahnya si lala. Tante tia komen ‘al-fatihah’. Karena saya penasaran, saya telusuri instagram lala, dari situ saya tau kalau lala ternyata sudah meninggal (innalillahi wa inna ilaihi rajiun), tapi saya tidak tahu sebab meninggal nya apa. Mungkin lala adalah salah satu orang istimewa dan berkesan bagi icam, yang sabar ya icam. Lalu saya baru tau dari ig tante tia, ternyata icam mengalami osteochondral defect yaitu kerusakan pada salah satu kartilago artikularis di bagian sendi lutut biasanya akibat trauma berulang, yang mengharuskan icam menjalani knee arthroscopy dan memakai crutch untuk sementara waktu, wah syafakillah icam.

Dan kalau ekal sekarang jadi anak santri yang alim dan kemana-mana selalu pakai peci, serta selalu berusaha untuk menambah hafalan alquran (wah idaman banget ya). Ternyata ekal dulu pengurus OSIS lho waktu SMP, wah jiwa kepemimpinannya pasti keren ni (btw kita samaan kal, saya juga anak OSIS lho tapi pas SMA, trus ngopo rid? Abaikan). Tiga bersaudara dengan karakteristik yang berbeda, icam yang kalau dari foto-fotonya terlihat seperti anak gaul metropolitan, ekal anak santri, dan hanif anak yang cinta mati sama bola. Tapi ketiganya jangan ditanya lagi tentang keahlian main bolanya, hehe. Lalu kalau hanif sekarang kabarnya gimana ya? Lanjut di part 3….

Thursday, March 23, 2017

Hanif Sjahbandi part. 1

Sekarang kalau nyari nama Hanif Sjahbandi di google langsung muncul rentetan berita beruntun gak ada habis-habisnya. Ealaah, padahal dulu kalau search namanya paling yang muncul blog orang-orang yang bahas tentang hanif ala kadarnya.
Sekarang sudah benar-benar tenar dia, sudah tercium bau-bau bakal jadi orang besar kamu nip. Fans mu meningkat drastis nip, fotomu sudah terpampang dimana-mana haha.
Sukses nip, semoga ketenaranmu dan kesuksesanmu tidak mengubahmu jadi orang lain. Tetap jadi hanif yang rendah hati, yang selalu berusaha dan berdoa.
Saya turut bahagia nip, senang bisa mengenalmu sejak 2010 (eh mengetahuimu ding, karena kita belum kenalan) dan sepertinya kamu juga gak bakalan kenal sama saya wkwk. Gapapa, kan saya cuma fans, fans yang tidak pernah berjumpa dengan idolanya (sedih banget ya, hiks)

‘Hanif Sjahbandi itu siapa sih? Artis? Selebgram? Penyanyi? Pemain film?’ Itu adalah beberapa pertanyaan yang sering saya terima, saat saya mengatakan siapa idola saya. Sebenernya bingung juga sih, gimana jelasinnya. Kalau saya bilang pemain sepak bola pasti pertanyaannya bakal nambah. ‘Pemain timnas? Sejak kapan kamu suka bola rid? Apanya yang bagus dari hanif? Sopo kui rid? Ra kenal’ *cry*. Sebenernya gak tau juga sih, kenapa saya bisa ngefans sama hanif yang ‘gak terkenal’ dan seorang pemain sepak bola, padahal saya sama sekali gak suka nonton bola dan gak tertarik sama bola sampai sekarang. Anehnya kok ya ngefans bisa lama banget, hampir 7 tahun-an tapi kudet info, ketemu belum pernah, fans fanatik juga enggak. Mungkin sedikit cerita saya kali ini bisa menggambarkan kenapa saya bisa tertarik dengan seorang Hanif Sjahbandi.

Bermula dari kegemaran saya saat SD berlanjut ke SMP yang tiap pulang sekolah, langsung setel tv dan nonton acara ‘Idola Cilik’ yaitu kontes menyanyi untuk anak-anak yang hitz pada jamannya. Saat itu tahun 2010, saat saya kelas 2 SMP dan acara Idola Cilik sudah menginjak season 3. Waktu itu tema acaranya tentang anak berprestasi, dan mendatangkan beberapa anak berprestasi salah satunya Hanif Sjahbandi (yang lainnya siapa aja lupa, maafkan). Hanif Abdurrauf Sjahbandi adalah anggota timnas Indonesia U-13 yang pada bulan Mei 2009 lalu terbang ke Malaysia untuk berlaga di Festival Sepakbola AFC. Dalam even ini, bocah kelahiran 7 April 1997 itu terpilih menjadi salah satu pemain terbaik. Sebagai hadiah, Hanif lalu diboyong oleh orang tuanya untuk berkunjung ke markas Manchester United, di Inggris. Di sana Hanif didaftarkan untuk ikut summer course MU untuk anak seusianya. Selama enam hari tinggal dan berlatih di markas MU, dia lantas terpilih sebagai siswa terbaik dan diberi kesempatan untuk Wolrd Skills Final yang digelar.

Wow keren banget kan! Ya intinya hanif itu salah satu pesepakbola muda yang bisa berlatih bersama salah satu klub besar dunia, Manchester United, di Inggris. Dan hal ini yang membuat awal mula namanya besar sampai diundang ke acara Idola Cilik. Dari situ saya jadi ‘sedikit’ kagum dan poin plus nya adalah orangnya manisss bangettt haha. (apanya yang manis rid?). Lalu saya mulai browsing di internet siapa hanif sjahbandi itu dan juga liat foto-fotonya. Saya juga cari di facebook, akhirnya ketemu dan pas saya klik ‘add friend’ ternyata gak bisa, karena friend requestnya sudah penuh. Huhu… sedih, ternyata saya kalah cepat dengan yang lainnya. Terus pas di sekolah, saya juga cerita ke teman-teman saya tentang hanif sjahbandi dan mereka cuma bengong dengerin cerita saya, wkwkwkwk. Ternyata semenjak hanif muncul di tv, trus ada salah satu stasiun tv lain yang mau membahas tentang Hanif Sjahbandi. Saya lupa nama acaranya apa, pokoknya acaranya itu mengikuti aktivitas hanif sehari-hari. Dari situ saya tahu, hampir setiap hari hanif pasti latihan sepak bola sepulang sekolah, dan ada yang unik dari hanif, dia punya ukuran sepatu yang berbeda antara kaki kanan-kiri, jadi kalau mau beli sepatu dua ukuran katanya (ebuseett… kasian amat ya), tapi saya gak tau apa itu masih berlaku sampai sekarang (?) Prestasi hanif yang cemerlang ini akhirnya sampai ke seorang penulis buku yaitu Langlang Randhawa, kemudian secara khusus membuat buku tentang hanif yang berjudul “Merah Putih di Old Trafford: Kisah Anak Indonesia yang Terpilih Berlatih di Kandang Red Devils” di tahun 2010. Sejak saat itu hanif juga sepertinya mulai sibuk mempromosikan bukunya, hingga membuat acara meet n greet. Saya sebenarnya tertarik untuk membeli buku itu, tapi saat itu saya gak punya uang dan rasa berhemat saya lebih besar daripada ketertarikan untuk membeli buku. (DAN SEKARANG SAYA MENYESAL kenapa gak beli buku itu wqwqwq, tapi yasudahlah)

Jadi itu adalah cerita masa SMP saya yang mulai mengagumi seorang pemain sepak bola, tapi tidak mempengaruhi saya untuk jadi suka nonton bola. Karena hanif waktu itu masih dalam ‘proses’ belum muncul di tv saat main bola, mungkin beda lagi ceritanya kalau dia pas main bola trus muncul di tv, haha.’ Trus pas SMA kamu ngapain aja rid? Masih ngikutin hanif? Katanya bukan fans fanatik? Trus pas kamu kuliah masih inget sama hanif juga rid?’
Lanjut di part 2 yesss..... see u

Cerita Yang Tidak Diceritakan

Teman SMA ku pernah bertanya “Rid kamu mau kuliah dimana?” “hmmm, yang jelas bukan di Solo” jawabku. Tapi ternyata takdir ber...