Jalan Panjang Demi Menjadi Dokter di Indonesia
Menjadi seorang dokter merupakan cita-cita kebanyakan dari
kita saat kecil. Setiap kita ditanya ingin menjadi apa saat besar nanti, pasti
sebagian besar ingin menjadi dokter, entah apa yang terbersit dibenak kita saat
itu. Alasan klasik mungkin ingin bisa membantu orang sakit yang membutuhkan,
ingin mengabdi pada masyarakat atau bahkan karena berpikir gaji dokter yang
tinggi.
Nah, bagi kalian yang
masih duduk di bangku SMA yang sebentar lagi akan mengikuti seleksi masuk
Perguruan Tinggi adakah yang berniat untuk melanjutkan studi Kedokteran?
Pastinya banyak bukan? Apakah sudah 100% yakin dengan pilihan kalian? Dan sudah
seberapa jauh kamu mengenal jurusan yang kalian pilih nantinya?
Oke, disini saya akan
menjelaskan sedikit tentang sistem
pendidikan kedokteran dari awal hingga lulus menjadi dokter nantinya.
TAHAP PERTAMA
Sering kita sebut dengan istilah “pre klinik”.
Karena selama 3,5 tahun di kampus dan puskesmas untuk kuliah lapangan kita
belajar semua teori dan praktek yang belum berhubungan langsung dengan pasien.
Di tahap ini kita belajar tentang ilmu kedokteran dasar, ilmu tentang penyakit
dan keterampilan medis yang harus dikuasai oleh seorang dokter.
Dalam kedokteran menggunakan pembelajaran dengan sistem
blok. Dalam tiap semester ada 4 blok dengan total 27 blok hingga lulus S1. Dan
selama kuliah kita akan dibagi menajdi kelompok-kelompok kecil sekitar 10
mahasiswa.
Sistem pembelajaran
di tahap ini ada beberapa macam, antara lain:
1. Kuliah Pakar
Pada kuliah pakar seperti perkuliahan pada umumnya, kita
dijelaskan oleh dosen tentang materi-materi yang sedang kita pelajari dalam
blok tersebut.
2. Diskusi Tutorial
Disini kita diajak untuk belajar berfikir kritis dan berani
bicara di depan umum mengemukakan pendapat kita tentang suatu kasus yang
dipaparkan oleh seorang tutor, pada tutorial kita berdiskusi dengan kelompok
kecil kita yang berjumlah 10 orang tadi.
3. Skill Lab
Skill Lab merupakan laboratorium keterampilan klinis yang
akan mengajari kita tentang berbagai keterampilan yang harus dikuasai oleh
dokter, disini kita juga akan bergabung dengan kelompok kecil yang sama dan
diampu oleh satu orang tutor. Keterampilan yang dipelajari antara lain :
anamnesis, pemeriksaan fisik, pemasangan infus, injeksi, hecting dll.
4. Praktikum
Pada kegiatan praktikum kita akan mempelajari dan
mempraktekkan langsung ilmu yang belum di dapat pada saat kuliah maupun diskusi
tutorial, seperti mempelajari organ tubuh manusia saat praktikum anatomi,
mempelajari virus dan bakteri saat praktikum mikrobiologi dan masih banyak
lainnya.
5. Field Lab
Kegiatan ini mungkin tidak terdapat di semua fakultas
kedokteran, pada field lab kita akan terjun langsung ke Puskesmas, bukan untuk
mengobati pasien, tapi mempelajari ilmu kedokteran yang tidak dapat diajarkan
dikampus, yaitu masalah pencegahan dan promosi kesehatan langsung pada
masyarakat. Kita akan belajar melakukan penyuluhan pada lansia, wanita usia
subur, ibu hamil, melakukan surveilen penyakit dan lainnya.
Setelah menyelesaikan semua mata kuliah dan skripsi pada
tahap sarjana selama paling singkat 3,5 tahun, kita akan dinyatakan lulus dan
wisuda dengan gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked). Dan selanjutnya kita akan mulai
fase yang disebut Profesi/ Klinik/
Dokter Muda /Koas.
TAHAP KEDUA
Fase selanjutnya dalam menempuh gelar dokter adalah Koas/
Dokter Muda. Disini kita bukan lagi sebagai mahasiswa yang hampir tiap hari
kuliah dikampus, kita akan secara penuh belajar di Rumah Sakit Pendidikan/ RS
Jejaring yang bekerjasama dengan kampus kita.
Selama koas kita akan belajar langsung dengan pasien, kita
akan belajar untuk menagani pasien di IGD, Poliklinik maupun bangsal perawatan.
Kita akan bertanggungjawab terhadap pasien yang kita rawat dengan supervisi
dari dokter spesialis maupun dokter residen (mahasiswa calon dokter spesialis).
Selama koas kita diwajibkan untuk jaga malam IGD maupun bangsal bergantian
dengan teman satu stase.
Untuk Koas sendiri
kita nantinya akan dibagi dengan kelompok kecil yang beranggotakan 5-6 orang
Koas, dan selama koas kita akan melewati sekitar 15-18 stase yang berbeda
(jumlah stase berbeda tiap kampus). Stase yang akan kita tempuh antara lain
Ilmu Penyakit Dalam, Bedah, Kebidanan dan Penyakit Kandungan, Anak, Mata, THT,
Kulit, Saraf, Jiwa, Radiologi, Forensik
dan beberapa stase lainnya. Masing-masing stase berbeda-beda jumlah minggunya,
seperti stase penyakit dalam & bedah kita tempuh dalam waktu 8 minggu,
sedangkan mata dan THT 4 minggu. Dan tiap stase akan ada ujian kelulusan yang
berbeda-beda. Dengan total hingga selesai menempuh koas sekitar 80-90 minggu,
atau sekitar 1,5-2 tahun ditambah dengan waktu libur kita.
Setelah kita menyelesaikan koas kita tak serta merta
langsung mendapatkan gelar dokter, kita harus menempuh Ujian Kompetensi Mahasiswa
Program Profesi Dokter (UKMPPD) atau bisa disebut ujian nasionalnya anak
kedokteran, kita diwajibkan untuk mengerjakan soal Computer Based Test sebanyak
200 soal dalam waktu kurang lebih 200 menit dan ujian OSCE (Objective
Structural Clinical Examination) yaitu ujian langsung terhadap pasien simulasi
yang akan dinilai oleh penguji secara langsung.
Setelah menunggu pengumuman hasil ujian sekitar 1 bulan,
apabila dinyatakan lulus kita akan
menjalani prosesi sumpah dokter dan akan diberikan ijazah dokter sebagai tanda
kita telah lulus, apabila kita belum lulus ujian kita akan mengulang lagi ujian
3 bulan selanjutnya sampai dinyatakan telah lulus.
TAHAP KETIGA
Dan setelah kita disumpah menjadi dokter apakah kita bisa
langsung praktek? Tidak! Kita harus menjalani Tahap Ketiga dari proses menjadi
dokter yaitu Internship.
Internship bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dan
keterampilan dokter-dokter yang baru dinyatakan lulus, pada internship kita akan
ditempatkan di Rumah Sakit dan Puskesmas di seluruh Indonesia yang ditunjuk,
kita bisa memilih dimana tempat kita akan internship tapi dengan sistem rebutan/
siapa cepat dia dapat melalui online website internship. Saat internship kita
akan ditempatkan di Rumah Sakit selama 8 bulan dan 4 bulan di Puskesmas. Selama
satu tahun internship kita tidak boleh melakukan praktek mandiri dimanapun
selain di Rumah Sakit dan Puskesmas tempat kita internship. Dan selama internship
kita akan diberikan bantuan biaya hidup sekitar Rp. 3.150.000,00 / bulan untuk
pulau Jawa. Sedangkan luar Jawa beberapa daerah
ada yang lebih tinggi. Setelah menyelesaikan internship barulah kita
mendapatkan Surat Tanda Registrasi Dokter yang dapat kita gunakan untuk praktek
mandiri.
Mungkin itulah sedikit gambaran tentang dunia kedokteran,
dengan waktu yang ditempuh sekitar 7-8 tahun hingga kita dapat praktek secara
mandiri. Bagi kalian yang tertarik untuk menjadi dokter, persiapkan diri kalian
dari sekarang, dan pastikan bahwa niat kalian untuk menjadi dokter adalah untuk
membantu & mengabdi pada masyarakat sekitar kita.
(Artikel ini ditulis berdasarkan pengalaman penulis selama
menjalani proses pendidikan kedokteran di Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Sekarang penulis menjalani program internship di Kabupaten Kebumen, Jawa
Tengah)
#sah
Source : idntimesdotcom/agungwahyuhidayat
No comments:
Post a Comment